Camat Girisubo di Hadapan Kader UPPKS: “Beli Lombok dan Sayur Mayur Tidak Harus ke Pasar!”

Salah pilar penting dalam program KKBPK adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, yang dalam hal ini direpresentasikan oleh lini UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera). Di Kecamatan Girisubo ada 37 UPPKS yang tersebar merata di 8 desa. Aneka usaha dijalankan oleh para anggotanya, sembari tetap menjaga kesertaan KB mereka, karena memang core utama dalam kegiatan ini adalah keikutsertaan KB. Ada usaha simpan pinjam, warung kelompok, budi daya ikan, dan sebagainya.

 
Secara rutin BPKB Girisubo juga melakukan pembinaan kepada para pengurus UPPKS, setidaknya 3 kali selama setahun. Seperti Rabu (20/9) kemarin, bertempat di gedung BPKB Girisubo, Jl Raya Baran-Sadeng Km 12, juga berlangsung pembinaan yang diikuti oleh 37 kader UPPKS mewakili 37 kelompok. Selain pembinaan, dalam kegiatan ini juga berlangsung updating data kelompok, baik terkait dengan person pengurus, permodalan, profil pengurus, dsb.

Dalam kegiatan yang didanai dari DAK Non-Fisik BKKBN ini, hadir juga Camat Girisubo, Sukamto, SIP, yang dalam sambutan pengarahannya menyampaikan apresiasi positif dengan keberadaan UPPKS di Girisubo. Camat menekankan, bahwa sebagai kader KB, para pengurus UPPKS harus memberi teladan yang baik dalam meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Camat membagi usaha itu menjadi dua. Pertama adalah usaha dalam bentuk produk yang dijual ke khalayak yang menghasilkan keuntungan terutama secara komunal (kelompok). Kedua adalah usaha dalam wujud produk untuk memenuhi kebutuhan sendiri sehari-hari, seperti sayur mayor, buah-buahan, dan sebagainya. “Ibu-ibu bisa memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah, berapa pun lebarnya, untuk menanam palawija, sayur-mayur, buah-buahan, rempah-rempah, dan semacamnya, sehingga bisa menopang keperluan sehari-hari. Butuh Lombok, kangkung, bayam, terong, dan sejenisnya, tidak perlu ke pasar, tetapi cukup petik dari pekarangan rumah sendiri,” ajak Camat.

Semua PKB Girisubo juga ikut memberikan materinya masing-masing. Hudoyo, SSos, Koordinator PKB, menekankan pentingnya legalitas dalam usaha produktif yang akan dijual kepada khalayak. Hudoyo menekankan pentingnya mengurus PIRT ke dinas terkiat, yakni Dinkes, sehingga akan menambah nilai jual di masyarakat, karena ada pengesahan atau legalitas produknya. Sabrur Rohim, MSI, PKB, memberi materi tentang cara pengemasan produk yang baik, serta tata cara budidaya pohon kelor di rumah serta tentang aneka manfaat daun kelor bagi kesehatan. Sabrur memberi sampel produk dari salah satu UPPKS Sleman, yang dibeli pada saat jamboree UPPKS beberapa bulan yang lalu. Produk tersebut kemasannya sangat bagus. “Ini merupakan salah satu nilai plus yang akan menarik minat beli, yakni kemasan produknya yang bagus,” ujar Sabrur. Sedangkan Prasetyohadi, SPd, PKB, menitikberatkan pada tata cara update data kelompok UPPKS di blanko K/0.

Pemateri terakhir, Woro Sastini, SIP, kader UPPKS Mandesan, Tileng, memaparkan materi tentang trik-trik pemasaran produk serta tips untuk membuat produk dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita, terutama produk lokal unggulan di Girisubo. Seperti sudah dimaklumi bersama, Bu Woro, demikian panggilannya, sudah lama membimbing kelompok UPPKS-nya, menekuni prmbuatan produk steak berbahan ikan tuna. Ikan tuna adalah salah satu unggulan di Girisubo yang nota bene daerah pantai. “Saya berharap, dalam beberapa waktu mendatang, masing-masing kelompok UPPKS punya aneka macam produk yang akan kita jajakan dan tawarkan di tempat-tempat wisata, karena potensi wisata kita sangat luar biasa. Apalagi dengana adanya proyek JJLS yang sekarang sedang digarap. Ini jelas peluang kita para kader UPPKS untuk berkreasi dan berinovasi dalam membuat dan menjajakan produk,” pungkas Woro.(*) [gus broer, girisubo]



0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine