Tingkatkan Kesertaan KB, BPKB Girisubo Sasar Bumil dan Calon Akseptor MOW

     BPKB Girisubo terus berupaya maksimal untuk meningkatkan kesertaan KB di wilayah Girisubo, khususnya dari unsur MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang). Sebab, capaian MKJP di Girisubo masih relatif rendah. Yang banyak justru kesertaan KB dari jalur non-MKJP dan hormonal, yakni suntik, pil, dan impan (susuk KB).

      Itulah yang melatarbelakangi intensifikasi kegiatan di lini lapangan, dengan tujuan untuk membangun pola pikir masyarakat agar berpartisipasi dalam program KB, khususnya dengan MKJP. Maka dari itu, Selasa (13/2) kemarin, BPKB Girisubo mengadakan KIE atau penyuluhan secara langsung kepada PUS sasaran. Selasa pagi, Sabrur Rohim, SAg, mengadakan penyuluhan kepada para bumil (ibu hamil) dan akseptor kondom (Co) di Dusun Ngepoh, Nglindur, Girisubo. Hadir dalam acara itu, selain PKB, kader Ngepoh, bumil dan ibu-ibu akseptor kondom (suaminya) dari Dusun Ngepoh dan Dusun Nglindur Kulon, Nglindur, sebanyak 12 orang. 

      Menurut PPKBD Ngepoh, Surami, tujuan kegiatan KIE ini adalah untuk mengajak para bumil agar selepas persalinan nanti mengikuti KB pasca salin, kalau bisa langsung di tempat layanan persalinan, yakni di Puskesmas Girisubo. Setelah mendapatkan materi dari PKB, para bumil berkomitmen untuk menjaga kehamilannya dengan baik, dengan cara memeriksakan kehamilan secara rutin, dan siap untuk ikut KB pasca salin.


*** 

      Siangnya, sekitar jam 13.00 WIB, PKB Hudoyo, SSos, dan Sabrur Rohim, SAg, mengadakan penyuluhan (KIE) tentang MOW kepada 4 pasangan usia subur, yang terdiri dari suami istri, di mana mereka berniat ikut program KB tubektomi. Kegiatan bertempat di Dusun Karanggede B, Jerukwudel, tepatnya di rumah Maryani, koordinator PPKBD Jerukwudel.

      Menurut Maryani, tujuan kegiatan ini adalah untuk memberi kesiapan pengetahuan dan mental kepada para calon akseptor MOW. "Ini agar mereka benar-benar merasa mantap untuk ikut program ini, mengingat ini adalah kontrasepsi mantap," ujar Iduk Sugiyanto, Dukuh Karanggede B.

      Dalam sesi pertama, Hudoyo menyampaikan materi tentang syarat-syarat mengikuti program MOW, serta prosedur dan tata cara pelayanannya di rumah sakit. Menurut Hudoyo, rencana pelayanan MOW akan dilaksanakan paling cepat akhir Februari atau paling lambat awal Maret. "Yang penting setelah ini nanti bapak dan ibu sila berembug di rumah untuk memantapkan niat, setelah itu melakukan screening di Puskesmas," pungkas Hudoyo.

     Dalam sesi kedua, PKB Sabrur Rohim, SAg, memaparkan materi tentang apa dan bagaimana kontrasepsi MOW atau tubektomi itu. Dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan metode ini adalah 99 persen. Disyaratkan, kata Sabrur, agar para calon akseptor benar-benar mantap, karena tidak akan punya anak lagi. Jika ingin rekanalisasi, biayanya ditanggung sendiri dan tingkat keberhasilannya kurang terjamin.

      Di akhir acara, diadakan tanya jawab tentang materi. Ke-4 calon peserta juga berkomiteman untuk mantap mengikuti program ini.(*) [Sabrur & Hudoyo, Girisubo] 


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine