Bambang Marsudi: "Bonus Demografi Harus Dimanfaatkan Sebaik-baiknya...!"



Dalam rangka memperingati Hari Kependudukan Dunia yang jatuh pada tangal 11 Juli, Perwakilan BKKBN DIY bekerjasama dengan IPADI, PSKK UGM dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Peringatan Hari Kependudukan Dunia Tahun 2018. Peringatan Hari Kependudukan Dunia berlangsung di Imperial Ballroom The Rich Jogja Hotel Yogyakarta pada Kamis (26/7) jam  08.30-13.00 WIB yang diikuti oleh unsur  IPADI, Fapsedu, Koalisi Kependudukan Jogja, Duta Kependudukan, unsur Polda DIY, Korem 073, BPS, dan dari Koordinator  Penyuluh Keluarga Berencana se-DIY sekitar 150 peserta.

Pada sambutannya, Kepala Perwakilan BKKBN DIY Drs  Bambang Marsudi, MM, menyampaikan bahwa perwakilan BKKBN DIY telah melakukan banyak hal untuk pembangunan KKBPK al:
  • PPembangunan Kampung KB di tahun 2016 ada 5 lokasi dan terus bertambah sampai tahun ini 83 dan akan dilanjutkan pada tahun 2019, sebagai wujud mendukung program pemerintah dengan Nawa Cita-nya.
  • Membangun Pojok Kependudukan di 5 Perguruan Tinggi di DIY.
  • Membangun data kependudukan di dua Kampung KB di DIY.


Beliau juga menyampaikan bahwa kesempatan bonus demografi di DIY akan bermanfaat bila mana  
SDM di DIY pada posisi sudah berkualitas dengan didukung dengan:

a.  Tersedianya pasar kerja yang mampu menyerap pasar tenaga kerja
b. Terbukanya pasar kerja untuk kaum hawa
c. Terbentuknya tabungan keluarga

Sedangkan Sekda DIY yang diwakili oleh Asisten Ahli bidang Kesra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengendalian penduduk di era Pemerintahan yang sentralistik lebih mudah dan bisa terpadu antar berbagai lembaga negara dari Pusat sampai Daerah. Untuk era desentralisasi ini kuncinya perlu kemitraan dan koordinasi yang kuat serta legowo dengan lintas sektor terkait, sehingga  tidak mengedepankan ego sentris sektor masing-masing. Bonus demografi di DIY yang tinggal sebentar menjadi pekerjaan rumah  besar  bagi pemerintah dan masyrarakat. Apakah kita  bisa memanfaatkan untuk meraih kemajuan disegala aspek, mengingat masalah yang dihadapi sangat berat. Permasalahan itu  antara lain:

a.       Meningkatnya jumlah anak sekolah yang menuntut berbagai kebutuhan yang harus disiapkan
b.       Meningkatnya jumlah lansia yang harus difikirkan pelayanan kesejahteraannya
c.       Menurunnya lahan pertanian secara dratis beralih fungsi untuk lahan hunian yang makin sempit dan sulit mencari lahan kosong
d.       Meningkatnya urbanisasi yang masuk ke Jogja, dengan membawa berbagai risiko.

Setelah itu, masuk materi pertama. Pematerinya, Dr Agus Heruanto Hadna, MSi memaparkan tentang  situasi kependudukan di DIY, bahwa:

a.   Gini ratio (angka ketimpangan pembangunan) di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 0,4
b. Angka kemiskinan juga cukup tinggi 12,13 % dengan pertumbuhan ekonomi hanya 4,54 %
c. Meningkatnya usia lanjut tahun 2010= 7,6 %, dan diproyeksikan di tahun 2035 sampai 15,8 %
d. Masalah pemuda dan ketenagakerjaan yang tidak banyak terserap karena rendahnya produktifitas kerja yang ada.
e. Meningkatnya migrasi masuk ke Jogja 7,10 % yang biasanya ditandai mereka masih berstatus sigle dan punya kapasitas yang lebih.
f. Untuk memperpanjang bonus demografi di DIY beliau menawarkan konsep supaya ada keharusan angka TFR tercapai 1,87 % dari 2,01 %. Jadi peran KB masih diperlukan untuk pengendalian penduduk.
g. Tergerusnya pembangunan di sektor pertanian sampai 50 % kearah jasa dan retail.

Paparan dari Kepala Bappeda DIY yang diwakili oleh Endang Patmiarsih SH, MSi, senada dengan Dr Agus Heruanto Hadna, MSi dari PSKK UGM, beliau menyampaikan beberapa isu penting terkait dengan kependudukan yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Isu-isu tersebut antara lain:
a.  Tingginya angka kemiskinan yang paradok dengan nilai IPM yang tergolong baik
b. Terjadinya ketimpangan pembangunan kewilayahan antar Kabupaten-Kota
c. Terjadinya rasio geni yang relatif tingggi
d. Semakin meluasnya kerusakan lingkungan
e. Makin maraknya alih fungsi lahan pertanian
f. Pelestarian budaya lokal
g. Melemahnya pendidikan karakter bangsa dll

Sedang dari Lembaga Administrasi Negara yang diwakili oleh Ir Ambar Rahayu MNS sebagai Widyaiswara Ahli Utama menyampaikan tentang, “Tantangan  Pembangunan Berwawasan Kependudukan Menuju Indonesia Emas 2045. Menurut beliau, DIY harus mampu memanfaatkan potensi bonus demografi yang puncaknya akan meraih Indonesia Emas pada tahun 2045. Generasi muda sebagai tenaga produktif , akan meraih kesejahteraan dimasa lansia manakala mampu merebut kesempatan kerja lebih produktif dan terencana. Menurut Bu Ambar (sapaan akrapnya), ada beberapa pilar yang akan menghantarkan bangsa Indonesia menjadi Generasi Emas, yaitu:

a.    Pembangunan SDM diawali dari pembangunan keluarga
b. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat
c. Tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntable
d. Peningkatan ketahanan nasional melalui ketahanan keluarga
e. Pemerataan pembangunan sektoral maupun regional. (*)


[Drs Edy Pranoto, Koordnator PKB Playen]


0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine