DIY Menghadapi Tantangan Berat dalam Mempertahankan TFR


Pertemuan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang diadakan di Balai KKBPK Kecamatan Playen, Selasa 29 Januari 2019 berlangsung  mulai  pukul 09.30 WIB dengan diawali menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars Keluarga Berencana dipimpin oleh Ny Kris Yatini, kader dari PPKBD Desa Gading.




Dalam kata sambutannya, Koordinator  PKB Playen Drs Edy Pranoto menyampaikan rasa terimakasih kepada kader  IMP  PPKBD dan Sub PPKBD yang telah berpartisipasi  secara aktif di dalam mendukung keberhasilan pembangunan program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga di Kecamatan Playen. Di pertemuan  pembinaan Program KKBPK ini diharapkan agar  ibu-ibu dan bapak  memberikan perhatian yang lebih terhadap apa yang akan disampaikan oleh ketiga  nara sumber nanti. Diharapkan pertemuan ini akan menambah wawasan serta bekal bagi ibu-ibu di dalam melakukan kegiatan KIE KB di desa sampai dusun masing masing.

Kesempatan ini  juga disampaikan harapan pada pengurus  Forum IMP Kecamatan agar senantiasa mengajak ibu kader desa- dusun semua  untuk lebih aktif didalam melaksanakan  program Keluarga Berencana di tahun 2019 ini. Harapan lebih lanjut untuk tahun mendatang semua kader IMP desa- dusun bisa mengikuti  kegiatan out bond  seperti yang telah dilaksanakan oleh Forum IMP kemarin hari.

Sementara narasumber pertama adalah Muh  Amirudin, SSos yang menyampaikan materi  tentang permasalahan kependudukan di DIY. Menurut beliau ada tiga persoalan utama yang dihadapi pemerintah DIY dibidang kependudukan, yaitu :
1.       Sulitnya untuk mempertahankan TFR (Total Fertility Rate ) diangka 2,1 . Menurut beliau ada tiga faktor yang mempengarui kesulitan itu, yaitu:
a.       Angka kesertaan KB tradisional yang  relatif tinggi;
b.       Orang tua  merasa kesepian saat anak-anak mereka merantau,sehingga ada kecenderungan untuk menambah anak lagi sebagai usaha untuk mengusir rasa sepi;
c.       Anak kebiasaan bagi anak yang setelah menikah mengikuti suami  keluar daerah, sehingga mendorong bagi orang tua menambah anak sebagai upaya untuk menggantikan anak yang telah pergi.
2.       Tingginya jumlah lansia di DIY sekitar 14 persen

3. Ditemukan di DIY bahwa angka pernikahan normal rata rata sudah di atas usia 23 tahun, namun ada paradoks berupa banyaknya kasus kelahiran anak di usia dini yang jumlahnya masih cukup tinggi.
Pada sesi yang kedua diisi oleh narasumber  dari Kasi Pelayanan desa Plembutan , Sri Sutarmiyati, SPd  yang menyamppaikan materi tentang Administrasi Kependudukan kaitannya dengan kesejahteraan keluarga. Beliau menegaskan  perlunya administrasi kependudukan bagi keluarga, individu, dasar- dasar hukum yang menyangkut administrasi kependudukan, serta macam macam administrasi kependudukan  yang harus dimiliki oleh  individu dan keluarga. Secara rinci beliau menyampaikan pula  tentang manfaat  dari NIK, isi muatan yang ada didalam e-KTP serta kekurangan-kekurangan yang ada di dalam  e-KTP.

Pada sesi terakhir disampaikan oleh bidan Tutur Silitonga, AMd Keb, yang membahas upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi terkait dengan proses reproduksi. Menurut beliau konsep  teori Tiga Terlambat dan Empat Terlalu sebenarnya sudah akrab dan dimengerti oleh kader. Sekarang yang paling penting adalah menyebarluaskan pada masyarakat umun dan PUS  khususnya untuk lebih proaktif di dalam mensikapi tiga T dan empat T di dalam hidupnya.

Beliau menjelaskan ada empat langkah yang sudah dilakukan pemerintah didalam berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi, yaitu:

·         Pemberdayaan pada masyarakat, melalui kegiatan kelas bumil, penyuluhan dan program UKBM
· Pelayanan kesehatan meliputi ANC terpadu, asuhan persalinan normal dan pelayanan KB
· Perbaikan managemen internal puskesmas, meliputi Bikor dan PWS KIA
· Penyediaan pembiayaan oleh pemerintah, meliputi kegiatan Jampersal dan Jamkesmas



Di akhir sesi, Mugimin, PKB selaku  moderator memandu jalannya tanya jawab di mana ibu-ibu kader tampak antusias membrondong banyak pertanyaan seputar pentinya kartu kependudukan dan pencegahan kematian ibu dan bayi.(*) [Kontributor Playen, Drs Edy Pranoto]

0 Viewers

Post a Comment

0 Comments

The Magazine